Sejumlah
kapal dan pesawat dilaporkan hilang tanpa jejak selama berabad-abad di
sebuah area segitiga raksasa yang menghubungkan Bermuda, Florida, dan
Puerto Rico: Segitiga Bermuda.
Christopher
Columbus, di masa awal penjelajahannya ke Dunia Baru pada 1492, adalah
yang pertama mencatat soal anomali di sekitar segitiga imajiner itu.
Saat
kapal-kapal armadanya, "Nina", "Pinta", dan "Santa Maria" melintas Laut
Sargasso, penjelajah Italia itu mengaku kompasnya menjadi tak menentu.
Ia juga melihat cahaya aneh di cakrawala pada 11 Oktober 1492, yang
hingga kini belum bisa dijelaskan.
Namun,
asal-usul legenda Segitiga Bermuda bisa dilacak 16 September 1950, saat
wartawan kantor berita Associated Press, E. V. W. Jones mencatat apa
yang ia deskripsikan sebagai serangkaian kejadian "misterius" hilangnya
sejumlah kapal dan pesawat antara perairan Florida dan Bermuda di akhir
tahun 1940-an.
Ia
menyebut sejumlah kejadian, dari hilangnya Penerbangan 19 Angkatan Laut
AS, misi latihan 5 bomber torpedo TBM Avenger yang terbang dari Florida
pada 5 Desember 1945, juga hilangnya pesawat komersial "Star Tiger"
pada 30 Januari 1948 dalam penerbangan dari Azores ke Bermuda. Tak
ketinggalan "Star Ariel"yang raib 17 Januari 1949 dalam penerbangan dari
Bermuda ke Kingston, Jamaica.
"'Laut
iblis' telah menjebak nasib 135 orang yang terbang atau berlayar di
Atlantik dalam beberapa tahun belakangan," tulis Jones seperti dimuat
Bernews.com. "Manusia modern dengan keajaiban mesin tak punya kata kunci
untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka yang lenyap,
tanpa jejak bersama kapal atau pesawatnya."
Bumbu Fiksi
Dua
tahun kemudian giliran artikel di majalah "Fate" muncul. Penulisnya,
George X Sand menceritakan sejumlah insiden misterius hilangnya sejumlah
kapal di wilayah tersebut. Penulis, M. K. Jessup juga menyajikan kisah
serupa dalam artikel "The Case for The UFO", dirilis tahun 1955 -- yang
mengarahkan keterlibatan alien.
Kisah
serupa kembali diulang Donald E. Keyhoe dalam "The Flying Saucer
Conspiracy" [1955), juga Frank Edwards dalam tulisannya, "Stranger Than
Science" [1959].
Hingga
akhirnya muncullah Vincent H. Gaddis yang memperkenalkan istilah
"Segitiga Bermuda" dalam artikel yang terbit Februari 1964 di Majalah
"Argosy", yang berjudul "The Deadly Bermuda Triangle" -- Segitiga
Bermuda yang mematikan.
"Selama
dua dekade terakhir, laut misterius di halaman belakang kita telah
merenggut hampir 1.000 nyawa," tulis Gaddis. "Angkatan Laut AS, Angkatan
Udara dan penyelidik Penjaga mengakui bahwa mereka bingung. Beberapa
petunjuk yang ada hanya menambah kemisteriusannya."
Disusul
tulisan Ivan T. Sanderson, "Invisible Residents" [1970] yang menyebut
spekulasi bahwa Segitiga Bermuda adalah bukti adanya peradaban bawah
laut yang cerdas dan berteknologi tinggi yang bertanggung jawab atas
berbagai fenomena misterius. Makin banyak buku soal itu yang ditulis,
dipakai inspirasi sejumlah film. Spekulasi pun makin liar.
Tulisan
yang relatif masuk akal baru terbut pada 1975 oleh Larry Kusche,
pustakawan Arizona State University. Ia membongkar mitos yang ia sebut
sebagai "misteri yang diproduksi" dalam buku "The Bermuda Triangle
Mystery-Solved".
Ia
menggali bukti arsip seperti rekaman data cuaca, laporan resmi
penyelidik, laporan media masa, dan dokumen lain -- fakta yang kerap
diabaikan oleh para penulis sebelumnya.
Fakta Ilmiah
'Misteri'
Segitiga Bermuda' sekian lama menyandera imaji manusia, bahkan hingga
saat ini. Sejumlah orang mencari dan mempertanyakannya ke sumber yang tepat dan terpercaya. Salah satunya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Seperti dimuat dalam situsnya, NASA membantah spekulasi ada kaitan Segitiga Bermuda dan lubang hitam 'black holes'.
"Tidak
ada lubang hitam di Segitiga Bermuda. Pada kenyataannya, bahkan tak ada
yang namanya Segitiga Bermuda. Banyaknya kasus kehilangan di wilayah
itu konsisten dengan yang terjadi wilayah lainnya," demikian jelas
Ilmuwan NASA, Dr Eric Christian
Astrobiologis
dan ilmuwan senior NASA, David Morrison juga meminta orang-orang
penasaran untuk menkaji secara nyata dan fakta. "Bukan fantasi."
Lembaga
pemerintah Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) yang mengurus persoalan lingkungan, di antaranya
badai dan tsunami, juga pernah menjelaskan tentang Segitiga Bermuda.
Sekaligus
membantah sejumlah spekulasi yang berseliweran. "Seperti mahluk
ekstraterresterial yang menculik manusia untuk dijadikan kelinci
percobaan, pengaruh Atlantis Yang Hilang, pusaran yang menyedot benda ke
dimensi lain, dan ide-ide lain yang tak kalah anehnya." Termasuk, soal
rumah iblis atau keberadaan piramida di sana.
NOAA
menyebut, beberapa dugaan didasarkan pada sains, meski tanpa didasari
bukti. Namun yang jelas, "Angkatan Laut AS (US Navy) dan penjaga pantai
(US Coast Guard) berpendapat bahwa tidak ada penjelasan supranatural
untuk berbagai bencana di laut. Pengalaman mereka menunjukkan, kombinasi
dari alam dan kesalahan manusia, mengalahkan penjelasan fiksi ilmiah
paling terpercaya sekali pun."
Lembaga
itu menambahkan, laut sejatinya selalu menjadi tempat misterius untuk
manusia. Saat cuaca buruk terjadi dan adanya kesalahan manusia, ia bisa
menjadi tempat yang sangat mematikan. Ini adalah kenyataan yang terjadi
di seluruh dunia.
"Tak
ada bukti bahwa kehilangan misterius terjadi dengan frekuensi lebih
besar di Segitiga Bermuda dibanding lokasi lain di lautan dunia," NOAA
menyimpulkan. (Ein)
0 comments:
Post a Comment