FENOMENA NEED HIERARCY DALAM KASUS AGRESIVITAS (ANALISIS KASUS PEMBUNUHAN “FY”)

by 6:18 AM 0 comments
TRIE SHARA DAMAYANTI
18513987
2PA07
KESEHATAN MENTAL
UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I
PENDAHULUAN

Need Hirarki menjelaskan kebutuhan – kebutuhan dasar manusia. Terdapat lima jenis kebutuhan pada need hirarki, diantaranya kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, esteem, dan aktualisasi diri. Dari kelima jenis kebutuhan tersebut seringkali ditemui orang – orang yang tidak mendapat satu atau dua kebutuhan tersebut. Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan – kebutuhan tersebut banyak orang yang yang berperilaku menyimpang. Terdapat orang – orang yang melakukan berbagai cara untuk memenuhi fisiologisnya. Contohnya melakukan demi mendapatkan apa yang diinginkan.
Seperti yang akan dijelaskan berikut ini adalah mengenai pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
Pembunuhan yang sering terjadi di Indonesia sangat meresahkan masyarakat. Pembunuhan menjadi permasalahan yang sudah lumrah di dengar oleh masyarakat. Pihak kepolisian terus sigap atas kasus - kasus yang sudah sering terjadi di ini. Pembunuhan itu sendiri merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan juga biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam – macam motif, bisa karena cemburu, balas dendam, depresi, politik, membela diri. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom dan di lakukan dengan cara personal (sendiri) atau berkelompok.
            Tujuan penulis mengangkat masalah ini karena penulis ingin mengungkap kasus ini karena banyak kejanggalan yang terjadi.Banyak masayarakat yang bertanya-tanya apakah kasus pembunuhan ini adalah kasus pembunuhan berencana atau murni kasus perampokan yang berujung pembunuhan.
          
BAB II
LANDASAN TEORI

1.      Teori Kebutuhan
           Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada.Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar maslow adala sebagai berikut:
a.      Kebutuhan Fisiologis
           Ini adalah kebutuhan biologis.Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
b.      Kebutuhan Keamanan
           Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
c.       Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
           Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d.      Kebutuhan Esteem
           Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia.Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga. 
e.       Kebutuhan Aktualisasi Diri
           Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.

           Teori hierarkhie kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,  lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenisnya sendiri.

2.      Teori Agresivitas
           Teori Agresivitas menurut Baron dan Byrne (1984) mengemukakan dorongan dasar yang dimiliki mausia dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Perilaku agresif juga merupaka suatu bentuk perilaku yang ditunjukkan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Akibat adanya sikap agresivitas ini, terdapat beberapa orang yang menyakiti orang lain tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Misalnya pembunuh yang tetap melakukan tidakannya meskipun akibatnya bisa fatal bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Pembunuh tidak akan mementingkan perasaan orang lain karena dia hanya mementingkan kepuasan yang dibutuhkannya. Kepuasan yang dibutuhkan sama seperti need hirarki yaitu kebutuhan fisiologis. Karena yang diutamakan pembunuh adalah kepuasannya.

A.     Kronologi Kasus
           Pada Senin 5 Agustus 2013 Ade dan Wawan hanya ingin jalan – jalan dengan menggunakan motor. Saat melintas di depan rumah kost Sisca di Jalan Setra Indah Utara, Sukajadi, Bandung. Wawan melihat sebuah tas di dalam mobil. Sedangkan Sisca tampak sedang membuka pintu kosnya. Wawan kemudian turun dari motor dan mengambil tas itu. Aksinya diketahui korban dan sempat terjadi keributan. Wawan kemudian lari menuju motor yang dikendarai Ade.
           Sisca melaju sekitar 1 kilometer atau di Jalan Cipedes Tengah, Kecamatan Sukajadi.Ade mengaku motornya semakin berat untuk dipacu.Ade mengecek motornya dan melihat korban mesih terseret dan rambut korban tersangkut di gir motor.Wawan kemudian turun dan memotong rambut korban dengan golok. Keduanya kemudian langsung kabur dan meninggalkan korban.
           Warga yang menemukan mayat tanpa identitas itu pun langsung melaporkan penemuannya kepada pihak yang berwajib pada saat itu juga.Setelah itupetugas dari pihak kepolisian langsung melaksanakan olah TKP serta menyita beberapa barang bukti korban seperti pakaian, sampel darah dan sampel rambut. Pada Senin malam sekitar pukul 20.00 WIB petugas baru mengetahui identitas korban dari saksi RD (pemilik rumah kos korban) yang menemukan kendaraan korban terparkir di depan gerbang dalam keadaan menyala. Menurut dia, beberapa barang bukti seperti telepon genggam korban, surat dan dokumentasi pribadi korban juga disita polisi untuk kepentingan penyelidikan kasus tersebut.

B.  Analisis Kasus
           Pembunuhan sadis Fransisca Yofie terjadi di Jalan Cipedes RT 07 RW 01, Sukajadi, Bandung. Perempuan 30 tahun ini tewas dengan tiga luka bacok di kepala serta luka lebam-lecet di sekujur tubuh. Kasus pembunuhan sadis Fransisca Yofie, 30 tahun, di Cipedes Tengah, Bandung, menyisakan kejanggalan.Menurut Kapolrestabes pada Senin(5/8) sekitar pukul 19.15WIB, SPK Polsek Sukaja di Bandung mendapatkan laporan dari masyarakat tentang penemuan seorang wanita mengalami luka berat di Lapangan Abra Jalan Cipedes Tengah tanpa identitas. Senin malam atau sekitar pukul 19.25 WIB petugas dari Polsek tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung membawa korban menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin dalam keadaan kritis, kemudian korban meninggal dunia di UGD RSHS dan tidak dapat tertolong. Pada Senin malam sekitar pukul 20.00 WIB petugas baru mengetahui identitas korban dari saksi RD (pemilik rumah kos korban) yang menemukan kendaraan korban terparkir di depan gerbang dalam keadaan menyala. Terdakwa Wawan dan Ade menggunakan motor Suzuki Satria R dengan memakai helm  full face. Sebelum ia melakukan eksekusi, tersangka Wawan menenggak bir minuman keras. Kemudian pada saat melintas di Jalan Cipedes RT 07 RW 01, Sukajadi, Bandung mereka menemukan korban sedang membuka gembok pagar kos kosan. Pada saat itu mobil korban masih terbuka dan terlihat tas disana.
           Terdakwa Wawan sebagai eksekutor dan Saudara Ade sebagai pengemudi langsung mengambil tas kemudian melarikan diri. Pada tahap melarikan diri ini banyak menimbulkan suatu pertanyaan dan menimbulkan suatu kejanggalan. Berdasarkan hasil rekontruksi tidak bergerak tersangka mengakui bahwa, eksekutor yakni Wawan melarikan diri dan duduk dimotor, namun betapa ia terkejut ketika korban Fransisca memeluknya dari belakang.
           Paska ia dipeluk korban, secara otomatis terdakwa Wawan panik dan mencoba melepaskan diri dari pelukan korban. Karena tidak kunjung lepas pegangan korban, maka terdakwa Wawan mencabut goloknya dan menikamkan secara acak ke bagian kepala korban.Dua luka terdapat di kepala belakang korban, satu berada di kening korban.Korban saat itu langsung jatuh dan melepaskan pegangan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa pembunuhan yang terjadi dalam kasus ini karena kebutuhan kepuasan fisiologi dari pelaku. Perilaku yang tidak mementingkan perasaan orang lain tetap dijalankan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Faktor dari kebutuhan fisiologi merupakan faktor utama dari motif pembunuhan ini. Sampai pada akhirnya pelaku ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.
B.     Saran
           Kita harus bisa mengontrol kebutuhan dari dalam diri kita. Kebutuhan yang diperlukan harus bisa kita penuhi dengan cara – cara yang manusiawi tidak dengan cara kekerasan. Sikap agresif yang terdapat di diri seseorang harus tetap terkontrol dan jangan sampai merugikan orang lain.
Pengontrolan kebutuhan ini juga dapat mempekecil volume kejahatan di Indonesia. Sehingga tindak kejahatan yang kerap terjadi bisa menenangkan keresahan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, R. A. Dan Byrne, D. (1994).Social psychology: Understanding HumanInteraction Edis ke-7. Boston: Allyn and Bacon.
http://www.antaranews.com/berita/390392/kronologis-pembunuhan-fransisca-yovieSudrajat, Ajad. (2013). “Kronologi Pembunuhan Fransisca Yofie”, Diunduh pada tanggal 16 April 2015 pukul 13.30 WIB.
http://m.liputan6.com/news/read/663124/kronologi-pembunuhan-sisca-yofie-secara-sadis-versi-pelakuAnggadha, Arry. (2013). “Kronologi Pembunuhan Sisca Yofie Secara Sadis Versi Pelaku”,Diunduh pada tanggal  16 April 13.35 WIB.
http://www.academia.edu/5037320/Analisis_Kasus_Fransisca_YofieWibowo, Kurniawan. (2014). “Analisis detektif partikelir dalam kasus fransisca yofie”,Diunduh pada tanggal 16 April 13.59 WIB


Trie Shara Damayanti

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment